penulis Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc
Syariah Manhaji 04 - Januari - 2006 18:24:14
Ikhwanul Muslimin bisa diibaratkan seperti lokomotif bagi gerbong-gerbong kelompok harakah Islam dewasa ini1. Pasal IM tergolong kelompok paling tua dlm dunia harakah bahkan telah banyak melahirkan kelompok-kelompok pergerakan yg muncul setelahnya.Demikian pula para tokohnya. Hasan Al-Banna Sayyid Quthb Muhammad Quthb Hasan Al-Hudhaibi Abdul Qadir Audah Muhammad Ash-Shawwaf Musthafa As-Siba’i Umar At-Tilmasani Muhammad Hamid Abu Nashr Yusuf Qardhawi Muhammad Al-Ghazali Fathi Yakan Hasan At-Turabi Abul A’la Al-Maududi Al-Ghanusyi Sa’id Hawa dan yg lain adl “orang2 lama” yg dijadikan narasumber dan “tempat kembali” bagi para aktivis pergerakan. Sontak kondisi semacam ini cukup mengkhawatirkan Terkhusus ketika fakta membuktikan bahwa penyimpangan telah terjadi dari dlm IM. Sebagaimana pernyataan Ali Asymawi “Menurutku IM merupakan induk seluruh kelompok Islam di dunia Arab krn IM-lah yg paling tua dan yg melahirkan berbagai kelompok setelahnya. Segala bentuk penyimpangan pun bersumber dari dlm IM sendiri.”
Para pembaca bahasan kali ini tidak-lah menyingkap seluruh penyimpangan IM. Akan tetapi khusus penyimpangan mereka dlm hal Al-Wala` dan al-Bara` yg merupakan tali keimanan yg paling kokoh. Rasulullah n
bersabda:
أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ: الْمُوَالاَةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
“Tali keimanan yg terkokoh adl berloyal krn Allah dan memusuhi krn Allah cinta krn Allah dan benci krn Allah.”
Apa itu Al-Wala` dan Al-Bara`?
Al-Wala` adl loyalitas dan kecin-taan kepada Allah k
dan Rasul-Nya serta kaum mukminin. Sedangkan al-Bara` adl benci dan berlepas diri dari musuh-musuh Allah k
dan Rasul-Nya serta musuh-musuh kaum mukminin.
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata: “Sesungguh setelah mencintai Allah k
dan Rasul-Nya mk wajib mencintai wali-wali Allah k
dan memusuhi musuh-musuh-Nya. Dan di antara prinsip Islam yg terpenting adl bahwa tiap muslim yg beraqidah Islam wajib loyal dan mencintai orang2 yg berpegang teguh dengan dan memusuhi para penentangnya. Sehingga diapun loyal dan mencintai orang2 yg bertauhid lagi mengikhlaskan ibadah hanya utk Allah k
semata dan membenci/ memusuhi orang2 yg menyekutukan Allah k
. Prinsip ini telah ada dlm ajaran Nabi Ibrahim p
dan orang2 yg bersama beliau yg kita diperintah utk meneladani mereka. Allah k
berfirman:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللهِ وَحْدَهُ
“Sesungguh telah ada suri tauladan yg baik bagimu pada Ibrahim dan orang2 yg bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguh kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yg kamu ibadahi selain Allah kami ingkari mu dan telah nyata permusuhan dan kebencian antara kami dan kamu selama-lama sampai kamu mau beriman kepada Allah semata’.” (Al-Wala` wal-Bara` Fil Islam hal. 3)
Prinsip inipun terus berkesinam-bungan hingga masa Nabi Muhammad n
. Allah k
berfirman tentang prinsip Al-Wala`:
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ وَالَّذِيْنَ آمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُوْنَ. وَمَنْ يَتَوَلَّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَالَّذِيْنَ آمَنوُا فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْغَالِبُوْنَ
“Sesungguh penolong kamu hanyalah Allah Rasul-Nya dan orang2 yg beriman yg mendirikan shalat dan menunaikan zakat seraya mereka tunduk . Dan barangsiapa yg mengambil Allah Rasul-Nya dan orang2 yg beriman sebagai penolong mk sesungguh pengikut Allah itulah yg pasti menang.”
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“Muhammad itu adl utusan Allah dan orang2 yg bersama sangatlah keras terhadap orang2 kafir namun berkasih sayang terhadap sesama mereka.”
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ
“Sesungguh orang2 yg beriman adl bersaudara.”
Adapun firman Allah k
tentang prinsip al-Bara`:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِي اْلقَوْمَ الَّظالِمِيْنَ
“Wahai orang2 yg beriman janganlah kamu menjadikan orang2 Yahudi dan Nashrani sebagai pemimpin-pemimpin sebagian mereka adl pemimpin bagi sebagian yg lain. Barangsiapa di antara kamu yg menjadikan mereka sebagai pemimpin mk sesungguh orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguh Allah tdk memberi petunjuk kepada orang2 yg dzalim.”
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ
“Wahai orang2 yg beriman janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia.”
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا اْلكُفْرَ عَلَى اْلإِيْمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ
“Wahai orang2 yg beriman janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu sebagai pemimpin-pemimpinmu jika mereka lbh mengutamakan kekafiran di atas keimanan. Dan barangsiapa di antara kamu menjadikan mereka sebagai pemimpin mk mereka itulah orang2 yg dzalim.”
لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ يُوَادُّوْنَ مَنْ حَادَّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيْرَتَهُمْ
“Kamu tdk akan mendapati suatu kaum yg beriman kepada Allah dan hari akhir saling berkasih sayang dgn orang2 yg menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun orang2 itu bapak-bapak anak-anak saudara-saudara ataupun keluarga mereka.”
Slogan Peruntuh Al-Wala` Wal-Bara`
Mungkin anda sering mendengar slogan persatuan yg diproklamirkan Hasan Al-Banna sang pendiri IM. Slogan yg berbunyi “ kita saling tolong-menolong dlm perkara-perkara yg disepakati dan saling toleran dlm perkara-perkara yg diperselisihkan.”
Misi apakah yg terselubung di balik slogan tersebut?
Ali Asymawi berkata: “IM getol sekali mendengungkan slogan mereka yg amat terkenal di kalangan kelompok-kelompok dan ormas-ormas Islam ‘ kita saling tolong-menolong dlm perkara-perkara yg disepakati dan saling toleran dlm perkara-perkara yg diperselisihkan’. Sebuah slogan yg diluncurkan dlm upaya memegang tali kendali dan menggiring segala laju permasalahan utk kepentingan mereka.”
Bagaimanakah aplikasi dari slogan tersebut di kalangan IM?
Ali Asymawi berkata: “ tdk ada upaya pembenahan atau pembersihan hal-hal negatif ataupun meluruskan penyimpangan yg telah menggurita di tengah-tengah kelompok pergerakan Islam. Hingga akhir bercokol dgn kokoh di seluruh penjuru dunia. Faktor penyebab adl terjatuh mayoritas mereka ke dlm sikap ekstrim –ketika menerapkan slogan tersebut–.”
Fakta dan data di lapangan menun-jukkan benar keterangan Ali Asymawi . Terlebih hari-hari ini ketika slogan itu lbh dikongkritkan dlm bahasa-bahasa yg keren lugas dan terkesan adem: “Islam Warna-warni” “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua” dll yg digandrungi oleh banyak kelompok ormas dan parpol. Selidik punya selidik ternyata dlm realisasi meruntuhkan prinsip al-wala` wal-bara`. Apa misi di balik itu?
Jawab adl idem seperti keterangan Ali Asymawi tentang IM. Atau mungkin ada jawaban lain? Wallahul Musta’an.
Akibat semakin bercokollah penyimpangan/ kebatilan pada individu ataupun kelompok krn tdk ada upaya pembenahan pembersihan hal-hal negatif ataupun meluruskan penyimpangan yg telah menggurita . Bahkan ketika ada yg berupaya meluruskan penyimpangan tersebut justru malah mendapatkan serbuan komentar: “Kayak yg bener sendiri” “Ndak usah ngurusiorang lain” “Masing-masing kan punya dasar” “Ribut terus orang kafir sudah sampai ke bulan kita masih ngurusi khilafiyyah” dan lain sebagainya. Padahal seringkali upaya pembenahan dan pelurusan itu berkaitan dgn masalah aqidah.
Saudara contoh di atas erat kaitan dgn internal kita kaum muslimin. Dan lbh mengherankan ketika kaitan dgn orang2 Yahudi Nashrani dan orang2 kafir lain yg Allah k
wajibkan kita utk bara` mereka sebagaimana dlm ayat-ayat yg disebutkan di awal bahasan. Berondongan komentar pun acap kali didengar “Mereka itu saudara kita” “Semua agama sama” dan lain sebagainya.
Mungkin anda merasa janggal khusus kaitan dgn IM. Bukankah pada tahun 1948 IM terlibat kontak senjata melawan orang2 Yahudi Israel di Palestina?!
Jawab adalah: Benar. Namun apa motivasinya?
Hasan Al-Banna berkata : “Untuk itu kami tetapkan bahwa permusuhan kami dgn Yahu-di bukanlah permusuhan agama. Karena Al-Qur`an telah menganjurkan utk berga-bung dan berkawan dekat dgn mereka. Dan Islam merupakan syariat kemanusiaan sebelum menjadi syariat kaum tertentu. Islam pun telah memuji mereka dan men-jadikan antara kita dgn mereka keter-kaitan yg kuat.”
Kalau bukan krn agama lalu apa?
Yusuf Qardhawi berkata: “Kami memerangi orang2 Yahudi bukan krn urusan aqidah akan tetapi krn urusan tanah. Kami memerangi mereka bukan krn status sebagai orang2 kafir akan tetapi krn mereka merampas .” hal. 207}
Fatwa Ulama tentang Slogan IM Itu
Manakala para tokoh IM telah berlebihan dlm merealisasikan slogan mereka itu mk jerit peringatan dari dlm tubuh IM pun terdengar sebelum ada fatwa para ulama. Lagi-lagi Ali Asymawi mengatakan: “Untuk itu aku melihat bahwa sekaranglah saat memberi peringatan dan membuka jendela-jendela agar sinar mentari dan udara segar bisa masuk ke lorong-lorong jamaah yg telah pengap dan membusuk aromanya. Dan juga agar pengalaman hidupku bersama mereka dapat menjadi pelajaran berharga bagi para pemuda utk tdk gegabah dlm mencari jalan hidup mempertim-bangkan secara matang ke mana kaki hendak dilangkahkan dan tdk mudah hanyut dlm memberikan loyalitas dan ketaatan pada siapapun Karena Allah k
telah mengaruniakan kita akal fikiran sebagai kehormatan bagi anak manusia. Tidaklah sepantas kita menyia-nyiakan agar tdk mudah dijadikan bulan-bulanan oleh siapapun dan bergerak di bawah slogan apapun.”
Adapun fatwa para ulama antara lain:
1. Fatwa Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz t
.
Beliau berkata: “Ya wajib utk saling tolong-menolong dlm perkara-perkara yg disepakati berupa kebenaran dakwah kepada kebenaran tersebut dan memper-ingatkan dari apa yg dilarang Allah k
dan Rasul-Nya. Adapun saling toleran dlm perkara yg diperselisihkan mk tdk bisa dibenarkan secara mutlak bahkan harus dirinci. di saat perkara tersebut termasuk masalah ijtihad yg tdk ada dalil secara jelas mk tdk boleh di antara kita saling mengingkari. Sedangkan bila perkara tersebut jelas-jelas menyelisihi nash-nash Al-Qur`an dan As-Sunnah mk wajib diingkari dgn hikmah nasehat dan diskusi dgn cara terbaik.”
2. Fatwa Asy-Syaikh Al-Albani t
.
Beliau berkata ketika mengkritik para pengusung slogan di atas: “Merekalah orang yg pertama kali menyelisihinya. Kami yakin bahwa penggalan dari slogan tersebut benar yaitu ‘ kita saling tolong-menolong dlm perkara-perkara yg disepakati’. Ini tentu dipetik dari firman Allah k
:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِّرِ وَالتَّقْوَى
“Saling tolong-menolonglah dlm perkara kebaikan dan ketaqwaan.”
Adapun penggalan kedua ‘Dan saling toleran dlm perkara-perkara yg diperselisihkan’ mk harus dipertegas Kapan? ketika kita saling menasehati. Dan kita katakan kepada yg berbuat kesalahan: ‘Engkau salah dalil adl demikian dan demikian.’ Bila dia belum puas dan kita lihat dia seorang yg ikhlas mk kita tolerir dia dan saling tolong-menolong dengan dlm perkara-perkara yg disepakati. Adapun bila dia seorang penentang kebenaran lagi sombong dan berpaling dari mk saat itulah tdk berlaku penggalan kedua dari slogan tersebut dan tdk ada toleransi di antara kita dlm perkara yg diper-selisihkan itu.”
3. Fatwa Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Utsaimin t
.
Beliau berkata: “Slogan mereka ‘ kita saling tolong-menolong dlm perkara-perkara yg disepakati’ ini benar. Adapun ‘Dan saling toleran dlm perkara-perkara yg diperselisihkan’ mk ini harus dirinci:
Bila termasuk perkara ijtihad yg memang dibolehkan berbeda mk hendak kita saling toleran dan tdk boleh ada sesuatu di hati krn perbedaan tersebut.
Adapun bila termasuk perkara yg tertutup pintu ijtihad mk kita tdk boleh toleran kepada orang yg menyelisihinya. Dan diapun harus tunduk kepada kebenaran. Jadi bagian pertama benar sedangkan bagian akhir harus dirinci.”
Fenomena Al-Wala` Wal Bara` Ala IM
Demikianlah koreksi para ulama atas slogan IM di atas. Lalu bagaimanakah fenomena IM di dlm merealisasikannya? Simaklah keterangan berikut ini!
1. Garis besar Al-Wala` wal-Bara` ala IM.
Hasan Al-Banna dlm momentum peringatan HUT IM yg ke-20 berkata: “Gerakan IM tidaklah memusuhi aqidah agama atau kelompok apapun.”
Muhammad Al-Ghazali berkata: “Selaras dgn sejarah lama mk kamipun berkeinginan utk membentangkan tangan-tangan kami dan membuka telinga dan hati kami utk tiap seruan yg mempersatukan agama-agama dan mendekatkan antar pemeluk serta menghilangkan sebab-sebab perpecahan dari hati-hati mereka.”
2. Sikap IM terhadap Yahudi dan Nasrani
Hasan Al-Banna berkata : “Untuk itu kami menetapkan bahwa permusuhan kami dgn Yahudi bukanlah permusuhan agama. Karena Al-Qur`an telah menganjurkan utk bergabung dan berkawan dekat dgn mereka. Dan Islam merupakan syariat kemanusiaan sebelum menjadi syariat kaum tertentu. Islam pun telah memuji mereka dan men-jadikan antara kita dgn me-reka keterkaitan yg kuat.”
Yusuf Qardhawi berkata: “Kami memerangi orang2 Yahudi bukan krn urusan aqidah akan tetapi krn urusan tanah. Kami memerangi mereka bukan krn status sebagai orang2 kafir akan tetapi krn mereka merampas .” hal. 207}
Musthafa As-Siba’i berkata: “Islam bukanlah agama yg memerangi agama Nashrani bahkan mengakui dan memuliakan agama Nashrani.. Islam tdk membedakan antara muslim dan Nashrani. Islam tdk memberikan hak lbh terhadap muslim atas hak Nashrani dlm kedudukan di pemerintahan”
Hasan At-Turabi dlm ceramah yg berjudul Ta’dilul Qawanin berkata: “Boleh bagi seorang muslim utk menjadi Yahudi atau Nashrani seperti hal mereka dibolehkan utk menjadi muslim.”
Di kesempatan ceramah yg lain dgn tema Ad-Daulah Baina Nazhariyyah Wa Tathbiq berkata: “Tidak boleh bagi seorang muslim utk mengkafirkan Yahudi dan Nashrani.”
3. Sikap IM terhadap Syi’ah Rafidhah.
Syi’ah Rafidhah adl rintisan Abdullah bin Saba‘ seorang Yahudi dari Yaman. Di antara keya-kinan kelompok ini adalah: Al-Qur`an yg ada telah mengalami perubahan dan pengurangan sehingga tdk tersisa lagi kecuali hanya 1/3 dari aslinya; para shahabat telah murtad kecuali beberapa orang saja; para istri Nabi n
adl pelacur; imam-imam mereka ma’shum dan kedudukan di atas malaikat dan nabi; dan lain sebagai
Bagaimanakah sikap IM terhadap mereka? Simaklah keterangan tokoh-tokoh mereka:
Umar At-Tilmasani berkata: “Pada th 1940-an –sesuai apa yg kuingat– Sayyid Al-Qummi mengunjungi IM di markas besar saat-saat Al-Imam Asy-Syahid berjuang keras utk mempersatukan seluruh madzhab Kami pun berta kepada tentang perbedaan antara Ahlus Sunnah dan Syi’ah. mk dia melarang kami utk masuk ke dlm masalah-masalah riskan semacam ini.”
Salim Bahnasawi berkata: “Sejak terbentuk lembaga pendekatan antara madzhab-madzhab Islam yg diprakarsai Al-Imam Al-Banna dan Al-Imam Al-Qummi kerjasama antara IM dgn Syi’ah pun terus berlangsung yg akhir membuahkan kunjungan Al-Imam Nuwab Shafawi ke Kairo pada tahun 1954 M.”
Dia juga berkata: “Dan itu bukan hal aneh krn manhaj kedua kelompok sama-sama mendukung kerja sama tersebut.”
Abdul Aziz bin Syabib Ash-Shaqr berkata: “Ketika Hasan Al-Banna wafat warisan yg busuk ini diambil oleh seluruh petinggi IM dan diterapkan di negeri masing-masing. Sebagaimana yg dilakukan Umar At-Tilmisani –Mursyid Aam – di Mesir Musthafa As-Siba’i di Syria Hasan At-Turabi di Sudan Al-Ghanusyi di Tunis Fathi Yakan di Lebanon dan Al-Maududi di Pakistan.”
Bagaimanakah sikap IM terhadap kelompok-kelompok Islam sempalan lainnya?
Pembaca jika sikap mereka ter-hadap Syi’ah demikian mesra bahkan juga sikap mereka terhadap Yahudi dan Nashrani yg jelas-jelas musuh Allah k
dan Rasul-Nya mk bisa dipastikan jawab adalah: idem. Arti toleransi tinggi akan dipersembahkan IM utk mereka. Demikianlah “GBHN” al-wala` wal-bara` ala mereka. Masih ingatkah perkataan Hasan Al-Banna dan Muhammad Al-Ghazali yg telah lalu?!
Penutup
Setelah menelusuri sebagian kecil perkataan tokoh-tokoh IM seputar sikap terhadap agama-agama kafir dan para pemeluk atau pun sikap terhadap kelompok-kelompok bid’ah dan sesat mk sungguh mencolok sekali rapuh Al-Wala` wal-Bara` ala mereka. Padahal Al-Wala` wal-Bara` merupakan tali keimanan terkokoh. Tidak-kah ini cukup sebagai pelajaran bagi orang2 yg berakal?!
Sebagai penutup simaklah nasehat Syaikh kami Al-’Allamah Abdul Muhsin Al-Abbad –hafizhahullah– di bawah ini:
“Sudah sepatut –bahkan seharusnya– bagi pengikut da’i tersebut utk tdk merealisasikan perkataan yg berujung pada toleransi terhadap kelompok-kelompok sesat bahkan yg paling sesat semacam Syi’ah Rafidhah. hendak memperhatikan penerapan kaidah ‘Cinta krn Allah k
dan benci krn Allah k
berloyal krn Allah k
dan memusuhi krn Allah k
’ yg tdk ada ruang toleransi bagi orang2 yg menyimpang lagi sesat dlm perkara-perkara yg menyelisihi Ahlus Sunnah Wal Jamaah.”
Pembaca demikianlah sajian kami sebagai bentuk tanggung jawab dan nasehat utk kaum muslimin. Semoga hidayah Allah k
selalu mengiringi kita semua.
Amin.
1 IM didirikan oleh Hasan Al-Banna di kota Ismailiyyah Mesir pada bulan Maret/April 1928 .