Amalan Bermanfaat Bagi Orang Yang Telah Meninggal

Berdasarkan hadits-hadits shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka ada beberapa amalan yang bisa terus mengalir bagi seseorang meskipun ia telah meninggal dunia. Diantaranya adalah:
A. AMALAN DARI PERBUATANNYA SEBELUM MENINGGAL
1. Shadaqah jariyah
Shadaqah jariyah adalah suatu ketaatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengharapkan ridha Allah 'azza wa jalla, agar orang-orang umum bisa memanfaatkan harta yang disedakahkannya tersebut sehingga pahalanya mengalir baginya sepanjang barang tersebut masih ada.


Rasulullah bersabda, "Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendo'akannya." (HR. Muslim). Rasulullah juga bersabda, "Barangsiapa yang membangun masjid untuk mencari wajah Allah, niscaya Allah membangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga." (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Ilmu yang Bermanfaat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun." (HR. Ibnu Majah).
Sama saja apakah dia mengajarkan ilmu tersebut kepada seseorang atau berupa buku yang orang-orang mempelajarinya setelah kematiannya.
Dari 'Aisyah—radhiyallahu 'anha—dia berkata, bahwa Rasulullah bersabda, "Orang yang mengajarkan kebaikan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu, sampai ikan-ikan yang ada di dalam lautan." (HR. Al Bazzar).
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk (kebajikan), maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun." (HR. Muslim).
3. Anak shaleh yang mendo'akan orang tuanya
Anak termasuk usaha orang tua, sehingga amalan-amalan shaleh yang diamalkan si anak, juga akan menjadikan orang tua mendapatkan pahala amalan tersebut, tanpa mengurangi pahala anak tersebut sedikit pun. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya sebaik-baik yang kamu makan adalah yang (kamu dapatkan) dari usaha kamu, dan sesungguhnya anak-anakmu itu termasuk usaha kamu." (HR. At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ibnu Majah).
4. Apabila manusia, hewan atau burung memakan tanaman milik orang yang telah meninggal
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang Muslim menanam tanaman, kecuali apa yang dimakan dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya (orang yang menanam). Dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Dan apa yang dimakan oleh binatang buas dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Dan apa yang dimakan oleh seekor burung dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Dan tidaklah dikurangi atau diambil oleh seseorang dari tanaman tersebut kecuali merupakan sedekahnya." (HR. Muslim).
Imam Nawawi—rahimahullah—berkata mengomentari hadits di atas, "Hadits ini menunjukkan keutamaan menanam dan mengelola tanah, dan bahwa pahala orang yang menanam tanaman itu mengalir terus selagi yang ditanam atau yang berasal darinya itu masih ada sampai hari kiamat."
Hal ini berbeda dengan sedekah jari-yah, karena tanaman itu tidak dimaksudkan (diniatkan) sebagai sedekah jariyah, akan tetapi hasil yang dimakan dari tanaman ter-sebut menjadi sedekah jariyah tanpa ke-inginan dari pemiliknya atau ahli warisnya.
5. Bersiaga di jalan Allah
Rasulullah bersabda, "Bersiaga di jalan Allah (menjaga jika musuh menyerang) sehari semalam lebih baik dari pada puasa dan mendirikan shalat satu bulan, dan apabila (orang yang bersiaga tersebut) meninggal dunia maka amalan yang sedang dia kerjakan tersebut (pahalanya terus) mengalir kepadanya, rezekinya terus disampaikan kepadanya dan dia terjaga dari ujian (kubur)." (HR. Muslim).
6. Menggali kubur untuk mengubur seorang Muslim
Dari Abu Rafi', dia berkata, Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang memandikan jenazah dan ia menyembunyikan cacat jenazah tersebut, niscaya dosanya diampuni sebanyak 40 dosa. Dan barangsiapa yang mengafani jenazah, niscaya Allah akan memakaikan kepadanya kain sutera yang halus dan tebal dari surga. Dan barang siapa yang menggali kuburan untuk jenazah dan dia memasukkannya ke dalam kuburan tersebut, maka dia akan diberi pahala seperti pahala membuatkan rumah, yang jenazah itu dia tempatkan (di dalamnya) sampai hari kiamat." (HR. Al Baihaqi dan Al Hakim. Al Hakim berkata, "Hadits ini sesuai syarat Imam Muslim", dan Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya).
B. AMALAN YANG BERASAL DARI USAHA-USAHA ORANG LAIN
1. Do'a untuk mayat
Orang yang telah meninggal akan mendapatkan manfaat dari do'a orang lain pada beberapa tempat/waktu yaitu:
a. Do'a ketika akan meninggal atau setelah meninggal
Dari Ummu Salamah, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Jika kalian mengunjungi orang yang sakit atau orang yang telah meninggal maka ucapkanlah kebaikan, sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa-apa yang kalian ucapkan." (HR. Muslim).
b. Do'a untuk mayat dalam shalat jenazah
Dari Abu Umamah radyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Jika kalian menyalatkan jenazah, maka murnikanlah do'a untuknya." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Dari Auf bin Malik radiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah menyalatkan satu jenazah, lalu saya hafalkan do'anya. Beliau berdo'a,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدَخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخِطِايِا كِمِا نِقِّيْتِ الثِّوْبِ اْلأَبْيِضُ مْنَِ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجاً خَيٍراً مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ النَّارِ 
"Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, jauhkanlah dia (dari musibah), maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah dia dengan air, dengan es dan embun, bersihkanlah ia dari kesalahan-kesalahan sebagaimana pakaian yang putih dibersihkan dari kotoran. Berilah ia ganti kampung yang lebih baik dari kampungnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya (di dunia), istri yang lebih baik dari istrinya (di dunia). Masukkanlah ia ke dalam surga, lindungilah ia dari adzab kubur dan adzab neraka." Lalu Auf bin Malik berkata, "Sampai-sampai aku membayangkan sekiranya akulah mayat itu." (HR. Muslim).
c. Memohonkan ampun untuk mayat
Dari 'Utsman bin 'Affan radiyallahu 'anhu, dia berkata, "Kebiasaan Rasulullah apabila selesai menguburkan mayat, beliau berdiri lalu bersabda, "Mohonkanlah ampunan untuk saudaramu dan mintalah keteguhan, sesungguhnya sekarang dia sedang ditanya." (HR. Abu Dawud dan Hakim).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda, "Sesungguhnya Allah sungguh akan mengangkat derajat seorang hamba yang shaleh di surga. Hamba tadi berkata, "Ya Rabb, bagaimana bisa saya mendapatkan derajat ini?" Allah menjawab, "Karena istighfar anakmu untukmu." (HR, Imam Ahmad dengan sanad yang shahih).
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebut anak, karena anak yang biasanya beristighfar untuk orang tuanya. Penyebutan anak di sini sebagai keumuman, bukan sebagai pembatasan manfaat hanya dari anak. Maka seorang Muslim mana saja meminta ampun untuk saudaranya Muslim yang lain, niscaya hal itu bermanfaat baginya.
d. Do'a untuk yang telah meninggal ketika kuburannya diziarahi
Dari Buraidah, dia berkata, "Rasulullah mengajari para sahabat jika ziarah kubur, agar hendaklah mereka mengatakan:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلاَحِقُوْنَ أَنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَنَحْنُ لَكُمْْ تَبَعٌ أَسْْأَلٌ اللهَ لَنَا وَلَكٌمْ الْعَافِيَةَ
"Semoga keselamatan bagi kalian wahai penghuni kubur dari golongan mu'min dan muslim. Kami insya Allah pasti akan menyusul kalian. Kalian bagi kami adalah pendahulu dan kami bagi kalian adalah pengikut. Aku memohonkan bagi diri kami dan kalian keselamatan." (HR. Muslim).
e. Do'a untuk orang-orang yang telah meninggal secara keseluruhan
Allah berfirman, artinya: "Dan orang-orang yang datang setelah mereka (para sahabat), mereka mengatakan, "Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang mendahului kami dalam keimanan." (QS. Al-Hasyr. 10).
Rasulullah bersabda, "Do'a seorang Muslim untuk saudaranya (sesama Muslim) yang tidak ada di hadapannya merupakan (do'a) mustajabah (dikabulkan). Di dekat kepala orang yang berdo'a tersebut ada malaikat yang ditugaskan, setiap dia berdo'a kebaikan untuk saudaranya, malaikat tersebut berkata, "Amin dan semoga kamu mendapatkan hal yang sama." (HR. Muslim).
Do'a tersebut berlaku bagi orang yang masih hidup dan juga bagi yang telah meninggal dunia.
2. Banyaknya Orang yang Menyalatkan Jenazah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada satu jenazah pun yang dishalatkan oleh sekelompok Muslim yang mencapai seratus—semuanya meminta buat si mayat—kecuali permintaan mereka buat si mayat itu diterima." (HR. Muslim).
Boleh jadi sang mayit juga diampuni dosanya jika dishalatkan oleh kurang dari seratus orang asalkan orang-orang yang menyalatkan itu termasuk orang-orang yang bertauhid. Rasulullah bersabda, "Tidak ada seorang Muslim pun yang wafat, lalu jenazahnya dishalatkan oleh 40 orang yang tidak menyekutukan Allah dengan apa pun, kecuali Allah menereima permintaan mereka buat mayat itu."
3. Pujian Kebaikan Buat Orang yang Telah Meninggal
Rasulullah shallallahu 'laihi wasallam bersabda, "Barang siapa yang kalian puji dengan kebaikan maka pasti baginya surga, dan barang siapa yang kalian sebut-sebut kejelekannya maka pasti baginya neraka." (HR. Bukhari dan Muslim).
wollahu a'lam

Sumber : Buletin Al-Fikrah.
SELAMAT DATANG, SEMOGA BERMANFAAT UNTUK ANDA DAN KAUM MUSLIMIN YANG LAINNYA, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA